Jelajah Sukabumi.Com Perkembangan serta perjalanan sejarah jembatan Cicatih – Pamuruyan – Cibadak – Sukabumi ini terbilang cukup panjang, setidaknya pembangunan Semi permanen dimulai disaat pembukaan Groote postweg di Era Gubernur Jenderal Daendels (1808 – 1811), dimana pada umumnya penyeberangan lazim dilakukan dengan menggunakan rakit bambu atau ponton, bahkan jika sungai tsb relatif dangkal biasa dilakukan tanpa menggunakan alat apalagi disaat air surut.
Pada perkembangan berikutnya pembangunan fisik diterapkan denggan penggunaan Dolken kayu keras & Tahan air, berikut dilengkapi atap yang berguna selain untuk peneduh, juga biasanya dipungsikan sebagai pos jaga (Cek point) seperti pass dll, bahkan sebagai pos pergantian kuda.
Pungsi Jembatan ini terhitung sangat Vital dan sempat dipertahankan mati – Matian ketika Agresi Jepang merangsek memasuki kota Sukabumi dari arah Buitenzorg/Batavia, pasukan sekutu Gabungan Hindia Belanda: KL, KNIL, Australia) dll
baca #ABDACOM (America_British_Dutch_Australia_Command) memutuskan lebih memilih mundur meninggalkan jembatan ini ketika pasukan lintas udara Jepang secara mengejutkan dan sama sekali diluar perhitungan lawan mengepung dari arah samping setelah sebelumya melalui Infiltratie diterjunkan dengan parasut di titik lokasi perkebunan Area Utara Soekaboemi Regentschap, dengan diawali serangan pesawat tempur dari arah barat langsung ke garis pertahanan terdepan diujung jembatan yang dilanjutkan dengan bombardement area penting di Soekaboemi Gemeente, Seperti Cultuur School, Politie School dll
Jembatan Cicatih ini setidaknya diketahui pernah dua kali diledakan, yaitu ketika pasukan Hindia Belanda terpukul mundur Oleh bala tentara Kekaisaran Jepang di awal tahun 1942, dan tatkala Agresi Militer Belanda part 1 pada 21 Juli 1947 yang dilakukan dengan Dinamit oleh TNI serta Gabungan laskar rakyat bersenjata, Satu – satunya Jembatan Alternatif yang dipilih saat itu adalah jembatan Tjirohani Onderneming (Sinagar) karena dengan melewati Perkebunan Sukamaju, Soewarna (Malinggut), melalui bukit Panenjoan dan Jembatan Perkebunan Tenjojaya jelas lebih jauh memutar.
Alhamdulillah Jembatan Cicatih sekarang sedang dalam tahap pembangunan jembatan baru, kendati terhitung cukup lama, bahkan malah sempat mengalami amblas beberapa waktu lalu.
Jika kita bandingkan jauh kebelakang, dalam Sejarah pembangunan Jalur Kereta Api (Railway Spoor) Bogor – Sukabumi yang sanggup diselesaikan hanya dengan membutuhkan waktu 3 Tahun saja, yakni dari tahun 1879 sampai 1882, dengan Man power, peralatan manual serta Teknologi tercanggih pada masanya..
Sumber:
Gahetna.nl
Fighting Cock
Rijkmuseum.nl
Tropenmuseum.nl
Dari Berbagai Sumber
JELAJAH SEJARAH SOEKABOEMI
#Admin
JEMBATAN CICATIH
Perkembangan serta perjalanan sejarah jembatan Cicatih – Pamuruyan – Cibadak – Sukabumi ini terbilang cukup panjang, setidaknya pembangunan Semi permanen dimulai disaat pembukaan Groote postweg di Era Gubernur Jenderal Daendels (1808 – 1811), dimana pada umumnya penyeberangan lazim dilakukan dengan menggunakan rakit bambu atau ponton, bahkan jika sungai tsb relatif dangkal biasa dilakukan tanpa menggunakan alat apalagi disaat air surut.
Pada perkembangan berikutnya pembangunan fisik diterapkan denggan penggunaan Dolken kayu keras & Tahan air, berikut dilengkapi atap yang berguna selain untuk peneduh, juga biasanya dipungsikan sebagai pos jaga (Cek point) seperti pass dll, bahkan sebagai pos pergantian kuda.
Pungsi Jembatan ini terhitung sangat Vital dan sempat dipertahankan mati – Matian ketika Agresi Jepang merangsek memasuki kota Sukabumi dari arah Buitenzorg/Batavia, pasukan sekutu Gabungan Hindia Belanda: KL, KNIL, Australia) dll
baca #ABDACOM (America_British_Dutch_Australia_Command) memutuskan lebih memilih mundur meninggalkan jembatan ini ketika pasukan lintas udara Jepang secara mengejutkan dan sama sekali diluar perhitungan lawan mengepung dari arah samping setelah sebelumya melalui Infiltratie diterjunkan dengan parasut di titik lokasi perkebunan Area Utara Soekaboemi Regentschap, dengan diawali serangan pesawat tempur dari arah barat langsung ke garis pertahanan terdepan diujung jembatan yang dilanjutkan dengan bombardement area penting di Soekaboemi Gemeente, Seperti Cultuur School, Politie School dll
Jembatan Cicatih ini setidaknya diketahui pernah dua kali diledakan, yaitu ketika pasukan Hindia Belanda terpukul mundur Oleh bala tentara Kekaisaran Jepang di awal tahun 1942, dan tatkala Agresi Militer Belanda part 1 pada 21 Juli 1947 yang dilakukan dengan Dinamit oleh TNI serta Gabungan laskar rakyat bersenjata, Satu – satunya Jembatan Alternatif yang dipilih saat itu adalah jembatan Tjirohani Onderneming (Sinagar) karena dengan melewati Perkebunan Sukamaju, Soewarna (Malinggut), melalui bukit Panenjoan dan Jembatan Perkebunan Tenjojaya jelas lebih jauh memutar.
Alhamdulillah Jembatan Cicatih sekarang sedang dalam tahap pembangunan jembatan baru, kendati terhitung cukup lama, bahkan malah sempat mengalami amblas beberapa waktu lalu.
Jika kita bandingkan jauh kebelakang, dalam Sejarah pembangunan Jalur Kereta Api (Railway Spoor) Bogor – Sukabumi yang sanggup diselesaikan hanya dengan membutuhkan waktu 3 Tahun saja, yakni dari tahun 1879 sampai 1882, dengan Man power, peralatan manual serta Teknologi tercanggih pada masanya..
Sumber:
Gahetna.nl
Fighting Cock
Rijkmuseum.nl
Tropenmuseum.nl
Dari Berbagai Sumber
JELAJAH SEJARAH SOEKABOEMI
Editor:
Al Thauriq Gibraltar